Mewahnya Infrastruktur di Ibu Kota Baru, dari Kereta Api Tanpa Rel Hingga City Gas

Merdeka.com - Pemerintah telah menetapkan sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur sebagai lokasi calon ibu kota baru. Rencananya, tahap persiapan rencana pemindahan ibu kota akan dilakukan di tahun 2020.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan ibu kota baru ini akan menggunakan konsep smart city atau kota cerdas. Konsep itu nantinya akan mengombinasikan antara kota pemerintahan berbasis keberlanjutan dan teknologi serta memperhatikan efisiensi.
Seperti konsep smart city pada umumnya, pembangunan ibu kota baru akan menggunakan pendekatan-pendekatan sistem kota cerdas. Di mana infrastruktur pendukung awal seperti air bersih, sampah, maupun gedung-gedungnya akan di desain sesuai dengan konsep berkelanjutan.
Berikut sederet konsep infrastruktur yang akan dibangun di ibu kota baru.

Kereta Api Tanpa Rel

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, transportasi massal menjadi angkutan utama yang digunakan oleh masyarakat di ibu kota baru. Salah satu yang bisa digunakan adalah transportasi massal bernama ART (Autonomous Rail Rapid Transit).
Untuk itu, Kementerian Perhubungan menyiapkan konsep Smart City, Smart Mobility untuk melakukan pengembangan sektor transportasi di Ibu Kota Baru.
"Angkutan massal yang dibangun di Ibu Kota Baru di antaranya adalah kereta api, karena ramah lingkungan dan kapasitasnya banyak, dan waktunya juga tepat. Salah satu jenis kereta api yang berteknologi tinggi yang bisa digunakan yaitu Autonomous Rail Rapid Transit (ART), atau kereta tanpa rel," kata Budi melalui keterangan resminya, Kamis (19/9).
Dia menjelaskan, penggunaan ART ini dapat menekan biaya investasi karena tanpa perlu membangun jalur rel KA. Namun demikian, Kemenhub masih akan mengkaji lebih lanjut karena ini termasuk teknologi yang baru. Sebelum menggunakan ART, akan menggunakan moda transportasi Bus terlebih dahulu.

Jembatan Membelah Lautan

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit mengatakan, akan ada 2 jembatan panjang yang membelah lautan yang akan dibangun di ibu kota baru, yakni Jembatan Pulau Balang dan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara.
Untuk Jembatan Pulau Balang sepanjang 1.750 meter, pengerjaan proyeknya telah dilakukan sejak September 2015. Proyek dengan kontrak tahun jamak senilai Rp 1,3 triliun ini ditargetkan penyelesaiannya pada Februari 2021.
Di sisi lain, pemerintah juga telah melakukan prakualifikasi lelang untuk pengerjaan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara sepanjang 7,35 kilometer (Km). Diperkirakan, tahap konstruksi jalan tol di ibu kota baru yang menelan investasi sebesar Rp 15,53 triliun tersebut dapat berlangsung pada 2020 mendatang.
"Lelang sudah jalan. Sudah ada pemasukan dokumen. Sekarang tinggal evaluasi kemudian negosiasi. Kalau saya sih optimis tahun depan sudah mulai," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti dikutip Sabtu (21/9).

City Gas

PT Pertamina (Persero) akan menerapkan konsep kota gas (city gas) dalam rangka pemenuhan energi di ibu kota baru. Gas dipilih jadi prioritas bahan bakar karena letak ibu kota baru berdekatan dengan sumur yang menjadi sumber pasokan.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, dalam pengembangan infrastruktur energi di ibu kota baru, Pertamina akan menerapkan konsep city gas dengan membangun jaringan pipa di wilayah tersebut.
"Potensi sumber daya alam yang ada itu bisa dioptimalkan. Nanti itu akan seperti Kota Bontang, ini sudah menjadi city gas," kata Nicke.
Jaringan gas kota adalah pipa gas yang dibangun untuk mendistribusikan gas langsung ke masyarakat/rumah tangga low-end (Public Services Obligation/PSO) dan juga untuk rumah tangga high end, apartemen, hotel dan mall (Non-Public Services Obligation/Non-PSO).
Gas kota memiliki keunggulan sebagai energi yang aman, praktis dan hemat serta ramah lingkungan. Sifat gas yang memiliki berat lebih ringan daripada udara membuatnya lebih cepat menguap, sehingga resiko bahaya kebocoran bisa diminimalisasi.

Tap Water

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam desainnya, pemerintah akan menerapkan modernisasi dalam berbagai hal, termasuk penyediaan air. Salah satunya penyediaan tap water.
"Kita akan langsung ke tap water, tidak lagi penyediaan air bersih seperti sekarang," kata Bambang.
Tap water adalah sistem penyediaan air satu pipa yang umum diterapkan di kota-kota berbasis smart city di negara maju. Sistem ini didesain dapat memangkas kerugian konsumsi air sampai 25 persen.
Dengan tap water, pemerintah dapat mengontrol konsumsi air melalui sensor dan analitik. Selain itu, pemerintah juga dapat mendeteksi dan mengontrol kebocoran pipa serta memantau kualitas air di ibu kota baru
Sumber:Merdeka.com
Share:

Recent Posts